A. SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Umumnya dalam
perusahaan yang kecil, pimpinan perusahaan dapat melaksanakan pengelolaan
kegiatan perusahaannya secara langsung. Perencanaan kegiatan usahanya dan pengendalian pelaksanaan rencana
tersebut dapat dilakukan secara langsung oleh pimpinan tersebut. Namun dengan
perkembangan usaha yang semakin besar, pimpinan tersebut tidak lagi mampu melaksanakan kegiatan usahanya seorang diri.
Dia memerlukan bantuan manajer lain untuk melaksanakan sebagian fungsinya,
sehingga dia mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada manajer tersebut. Dalam
perencanaan kegiatan usahanya, dia tidak lagi hanya mengandalkan pada kemampuan
dirinya untuk membuat rencana secara informal, namun dia memerlukan partisipasi
para manajer lain untuk menyusun rencana secara formal. Dalam pengendalian
pelaksanaan rencananya, dia tidak lagi dapat mengandalkan pada pengamatan
langsung yang biasanya dilakukannya pada waktu perusahaan masih kecil. Dia
memerlukan suatu sistem yang formal untuk mengendalikan pelaksanaan rencana
yang telah disusunnya. Sistem untuk membantu manajemen puncak dalam
melaksanakan fungsi perencnaan dan pengendalian disebut sistem pengendalian
manajemen.
Sistem
pengendalian manajemen adalah anggota organisasi yang digunakan oleh manajer
untuk mempengaruhi anggota organisasi yang lain guna melaksanakan strategi
perusahaan secara efektif dan efisien. Dalam definisi ini terdapat tiga kata
penting ; sistem, efektif dan efisien.
Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu
sistem. Suatu sistem selalu terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem
terdiri dari elemen – elemen yang membentuk sistem tersebut, yang memberikan
jawaban atas pertanyaan “apakah sistem itu ?”.
Sedangkan proses menjelaskan cara bekerjanya tiap elemen sistem tersebut
untuk mencapai tujuan suatu sistem. Proses suatu sistem memberikan jawaban atas
pertanyaan “bagaimana sistem tersebut bekerja ?”. Gambar 3.1 berikut ini
menyajikan struktur dan proses sistem pengendalian manajemen.
Gambar 3.1 Sistem Pengendalian Manajemen
Suatu
sistem diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem pengendalian manajemen
dirancang untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam proses yang
disebut perencanaan strategik. Dalam perencanaan strategik ini manajemen
menetapkan tujuan perusahaan dan memutuskan berbagai strategi untuk mencapai
tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut melalui berbagai strategi yang
telah ditetapkan, manajemen memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan
penggunaan berbagai sumber ekonomi perusahaan secara efektif dan efisien.
Efektifitas menjelaskan kesesuaian antara keluaran sistem dengan tujuan yang
telah ditetapkan, sedangkan efisiensi menjelaskan ratio antara masukan dengan
keluaran sistem tersebut. Sistem yang digunakan oleh manajemen untuk menjamin
pengalokasian sumber ekonomi secara efektif dan efisien, guna mencapai tujuan
perusahaan disebut sistem pengendalian manajemen.
B. STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN
Salah satu
elemen suatu struktur sistem pengendalian manajemen seperti yang tercantum
dalam gambar 3.1 adalah pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban
merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab. Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu
sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran.
Masukan
suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam satuan uang disebut dengan
biaya, sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam
satuan uang disebut dengan pendapatan. Hubungan antara masukan dan keluaran
suatu pusat pertanggungjawaban mempunyai karakteristik tertentu. Hampir semua
masukan suatu pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif, namun tidak
semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif. Ada
pusat pertanggungjawaban yang masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat
dengan keluarannya. Contoh pusat pertanggungjawaban tersebut adalah departemen
produksi yang biaya bahan bakunya mempunyai hubungan yang nyata dengan produk
yang dihasilkan dan kuantitas bahan baku yang dipakai mempunyai hubungan yang
erat dengan kuantitas produk yang dihasilkan. Ada pusat pertanggungjawaban yang
antara masukan dan keluarannya tidak mempunyai hubungan yang nyata. Contoh
pusat pertanggungjawaban ini adalah departemen pemasaran, yang jika biaya –
biaya yang dikeluarkan untuk iklan dan promosi di departemen tersebut tidak
selalu diikuti dengan kenaikan produk yang dapat dijual di pasar. Ada pula
pusat pertanggungjawaban yang keluarannya tidak dapat diukur secara
kuantitatif. Contoh pusat pertanggungjawaban ini adalah departemen personalia,
departemen akuntansi dan departemen hubungan masyarakat.
Berdasarkan
karakteristik masukan dan keluarannya dan hubungannya diantara keduanya, pusat
pertanggungjawaban dapat dibagi menjadi 4 macam, seperti yang terlihat pada
gambar 3.2 berikut ini.
Gambar 3.2
Tipe Pusat Pertanggungjawaban
Pusat biaya
adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur prestasinya atas dasar
biayanya (nilai masukannya). Setiap pusat pertanggungjawaban mengkonsumsi
masukan dan menghasilkan keluaran. Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat
atau tidak perlu diukur dalam wujud pendapatan. Hal ini disebabkan karena
kemungkinan keluaran pusat biaya tersebut tidak dapat diukur secara
kuantitatif, atau kemungkinan manajer pusat biaya tersebut tidak dapat
bertanggungjawab atas keluaran pusat biaya tersebut. Departemen akuntansi dan
departemen personalia adalah contoh pusat biaya yang keluarannya sulit untuk
diukur secara kuantitatif. Meskipun keluaran departemen produksi mudah diukur
secara kuantitatif, namun karena tanggungjawab manajer pusat pertanggungjawaban
tersebut adalah untuk menghasilkan keluaran tertentu dengan masukan serendah
mungkin, maka biasanya dipandang tidak perlu untuk mengukur pendapatan
(keluaran yang dinyatakan dalam satuan rupiah) departemen produksi. Oleh karena
itu departemen produksi biasanya diperlakukan sebagai pusat biaya.
Berdasarkan
karakteristik hubungan antara masukan dengan keluarannya, pusat biaya dibagi
lebih lanjut menjadi pusat biaya teknik
(engineered expense center)
dan pusat biaya kebijakan (discretationary
expense center). Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang
sebagian besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan
keluarannya. Contoh pusat biaya teknik adalah departemen produksi. Manajer
pusat biaya teknik diukur prestasinya atas dasar seberapa jauh dia dapat
mempertahankan efisiensinya. Pusat biaya kebijakan adalah pusat
pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan
dengan keluarannya. Contoh pusat biaya kebijakan adalah departemen akuntansi,
departemen pemasaran, departemen personalia dan departemen hubungan masyarakat.
Pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur prestasinya dari sudut efisiensinya.
Proses pengendalian dalam pusat biaya kebijakan dimulai dengan pembuatan
anggaran biaya yang disetujui oleh manajemen puncak. Anggaran biaya ini
merupakan batas atas pengeluaran biaya yang dapat dilakukan oleh manajer pusat
biaya yang bersangkutan. Anggaran biaya ini bukan merupakan tolok ukur
efisiensi, namun untuk memberikan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi
jumlah yang telah disetujui dalam anggaran.
Pusat
pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur prestasinya
berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan tidak dimintai
pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi
pemakaian masukan tersebut. Contoh pusat pendapatan adalah departemen
pemasaran. Departemen pemasaran bertanggungjawab terhadap pencapaian pendapatan
yang ditargetkan tanpa harus dibebani tanggungjawab mengenai biaya yang terjadi
di departemennya, karena biaya seringkali tidak mempunyai hubungan dengan
pendapatan yang diperoleh departemen tersebut. Karena pada umumnya biaya –
biaya yang terjadi dalam pusat pendapatan merupakan biaya kebijakan, maka [usat
pendapatan umumnya juga merupakan pusat biaya kebijakan.
Pusat laba
adalah pusat pertanggunjawaban yang manajernya diukur dari selisih antara
pendapatan dengan biaya untuk memperoleh pendapatan tersebut. Oleh karena itu,
dalam pusat laba, baik masukan maupun keluarannya diukur dalam satuan rupiah
untuk menghitung laba, yang dipakai sebagai pengukur prestasi manajernya.
Dalam
akuntansi keuangan, pendapatan hanya diakui dan dicatat pada saat pendapatan
tersebut direalisasikan melalui transaksi penjualan produk atau jasa kepada
pihak luar perusahaan. Untuk pengukuran prestasi manajer pusat laba, pendapatan
yang digunakan sebagai komponen perhitungan laba tidak selalu harus berasal
dari penjualan produk atau jasa kepada pihak luar perusahaan. Suatu pusat
pertanggungjawaban merupakan pusat laba jika manajemen puncak menghendaki untuk
mengukur keluaran pusat pertanggungjawaban tersebut dalam satuan rupiah dan
manajer pusat pertanggungjawaban tersebut diukur prestasinya atas dasar selisih
antara pendapatan dengan biayanya.
Pusat
investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya dengan
menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban tersebut dengan
investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat
berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba
tersebut. Ukuran ini disebut dengan Return On Investment (ROI), yang rumus perhitungannya adalah
laba : investasi. Dapat pula manajer pusat investasi diukur prestasinya dengan
menggunakan residual income, yang merupakan laba dikurangi dengan beban
modal (capital charge).
Dalam
gambar 3.1 tersebut elemen lain yang membentuk struktur pengendalian manajemen
adalah tolok ukur prestasi. Dari uraian mengenai berbagai tipe pusat
pertanggungjawaban tersebut diatas, manajer pusat pertanggungjawaban diukur
prestasinya berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya. Biaya merupakan
tolok ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan merupakan
tolok ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat investasi ratio
laba dengan investasi atau residual
income dipakai sebagai tlok ukur prestasi manajer pusat pertanggungjawaban
tersebut. Perlu diingat bahwa manajer pusat pertanggungjawaban tidak hanya
diukur prestasinya dengan menggunakan tolok ukur keuangan saja, namun masih ada
tolok ukur nonkeuangan yang digunakan untuk mengukur prestasi manajer pusat
pertanggungjawaban. Terutama dalam pusat biaya kebijakan, tolok ukur
nonkeuangan merupakan ukuran prestasi lebih penting dibandingkan dengan tolok
ukur keuangan.
C. PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Proses
pengendalian manajemen terdiri dari 4 tahap kegiatan berikut ini :
1.
Penyusunan
program
2.
Penyusunan
anggaran
3.
Pelaksanaan
dan pengukuran
4.
Pelaporan
dan analisis
Penyusunan program merupakan proses
pengambilan keputusan mengenai program – program yang akan dilaksanakan oleh perusahaan
dan taksiran jumlah sumber – sumber yang akan dialokasikan kepada setiap
program tersebut. Program
merupakan kegiatan pokok yang akan dilaksanakan oleh perusahaan untuk
melaksanakan strategi yang telah ditetapkan dalam perencanaan strategik. Dalam
perusahaan yang bertujuan untuk mencari laba, tiap produk atau keluarga produk
(product line) merupakan suatu
program. Selain itu perusahaan memiliki berbagai program lain seperti program
peningkatan mutu karyawan, program penetrasi pasar dan program penemuan produk
baru yang dapat dipasarkan.
Anggaran
adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, biasanya dalam satuan
uang, yang berjangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Dalam penyusunan
anggaran, program – program diterjemahkan sesuai dengan tanggungjawab tiap
manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut.
Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer
dalam melaksanakan program atau bagian dari program. Oleh karena itu dalam
penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban mengadakan negosiasi
dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya, sehingga dengan
demikian hasil negosiasi tersebut akan menimbulkan kesanggupan (commitment) dari pihak manajer pusat
pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam
anggaran.
Pelaksanaan
dan pengukuran merupakan tahap berikutnya setelah anggaran ditetapkan. Dalam
tahap ini anggaran dilaksanakan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, dan
akuntansi bertugas mencatat masukan yang sesungguhnya dikonsumsi dan pendapatan
yang sesungguhnya diperoleh oleh pusat pertanggungjawaban. Akuntansi
menggolongkan data akuntansi menurut program untuk mengukur efektifitas
pelaksanaan program dan menurut pusat pertanggungjawaban untuk mengukur
prestasi manajer pusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.
Tahap
terakhir proses sistem pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis.
Dalam tahap ini data akuntansi yang sudah terkumpul menurut program dan menurut
pusat pertanggungjawaban tersebut disajikan dalam laporan keuangan. Dalam
laporan keuangan tersebut tidak hanya disajikan informasi akuntansi saja, namun
meliputi pula informasi nonakuntansi. Laporan tersebut dimaksudkan untuk
memberitahu para manajer mengenai apa yang sedang berlangsung dalam pusat
pertanggungjawaban yang dipimpin mereka dan untuk membantu menjamin koordinasi
kegiatan antara pusat pertanggungjawaban.
Laporan
juga digunakan sebagai dasar pengendalian data. Pada dasarnya laporan untuk
pengendalian berisi analisis terhadap penyimpangan pelaksanaan dari anggarannya
dan penjelasan mengenai penyimpangan tersebut. Berdasarkan laporan yang berisi
analisis penyimpangan tersebut, manajer pusat pertanggungjawaban dapat
merumuskan tindakan perbaikan, yang dapat berupa perbaikan pelaksanaan,
perbaikan anggaran, perbaikan program atau perumusan kembali strategi
pencapaian tujuan perusahaan.
Latihan
soal
- Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem, jelasakan!
- Jelaskan mengapa akuntansi pertanggungjawaban merupakan elemen darai struktur sistem pengendalian manajemen?
- Berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya, dan hubungan di antara keduanya pusat pertanggungjawaban dibagi 4 macam, sebutkan dan jelaskan1
- Sebutkan dan jelaskan proses pengendalian manajemen!
1 Komentar untuk "SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN"
Terima kasih sudah memposting ini. Tapi gambarnya kira-kira apa ya? Saya nyari di google ketemu, tapi disitu ada tolak ukur prestasi, tolak ukur prestasi itu tidak ada di struktur atau ada dalam struktur yang di gambar? Karena nyari di google, strukturnya gaada yang ada tulisan tolak ukur prestasi.mohon dibantu, terima kasij